My Cerpen


Warning: Belajar jujur dan Sehat yaaah. Not Copas! ;)
Read;

Di Balik Mig33

Dunia Chatting adalah dunia maya tempat hiburan. Dimana ketika kita terjerat dalam kelelahan, kegalau istilahnya kali ye… Yap!! Untuk melepas semua itu dengan berbagai hal. Salah satu hal yang gue lakuin adalah chatting’an dengan siapa pun. Mungkin anggapan orang tentang dunia chatting itu berbeda-beda. Ada yang beranggapan jelek ada juga yang beranggapan buruk. Itu semua tergantung pada diri kita masing-masing. Banyak memang gara-gara bermain di dunia chatting pergaulan dia akhirnya terpengaruh drastis dari sikap sebelumnya. Banyak kejadian gara-gara chatting ia di culik. Gara-gara chatting janjian untuk ketemuan lawan chattingan kita ternyata dia sesama jenis, atau ada pula kejadian di chatting dia mengaku perempuan dengan semudah itu kita kadang percaya dengan melihat profil nya, tak di sangka saat janji ketemuan ternyata dugaan kita salah. Dia ternyata cowok! OMG…
            Bagi gue dunia chatting itu mengasyikan. Kalau gue tiba-tiba jenuh dalam keseharian gue di rumah. Gue langsung chat. Buka laptop, pasang modem, kunjungi website, gue langsung ketik di bookmars website www.mig33.com dan gue memanggilnya dengan istilah nge’mig. Itu alamat aplikasi yang paling gue gemari dari sekian chatting yang ada misalnya Yahoo Massanger, Facebook Chat, Nimbuzz, dsb. Awal gue mengenali alamat aplikasi mig33 berawal dari temen kampus gue bernama Dina. Saat gue berada di sampingnya dibangku masing-masing gue melihat Dina sedang asyik tertawa sendiri dengan Handphonenya.
            “Kenapa lo ketawa-ketawa sendiri?”
            “Hahahaha… Mau tau aja.”
            “Apasih? Gue mau tau donk?” lirik gue ke Dina dengan gaya sok kepo (pengen tahu).
            “Gue lagi nge’mig! Kenapa emang?”
            “Oh. Pantesan asik banget.”
            “Lo udah pernah pakai aplikasi yang gue chat sekarang kan?”
            “Hehehe… Belum tuh soalnya.”
            Dina memasang tampang gaya yang sok jaim saat mengetahui diri gue yang sok kepo terhadapnya. Berkali-kali setiap kita berpapasan, di kampus dan kita sekelas. Gue serig banget lihat Dina sedang asik chattingan itu. Saat ia berada di samping kadang gue hanya bisa melihati dari sampingnya. Mulai disitu keseringan gue melihati Dina sedang bermain mig, akhirnya gue tertarik untuk mencobanya sendiri.
            “Eh Din ini caranya gimana? Buat akun gitu?”
            “Iya lo harus buat akun dulu. Dimana-mana kan gitu…”
            Akhirnya gue pun mencobanya. Gue buat akun terlebih dahulu yang dimana kita harus memasukan sebuah nomer handphone. Pertama kali buat gue hampir putus asa. Gagal terus! Sekian kalinya akhirnya berhasil juga. Alhamdulillah… Sekarang gue punya akun mig. Disitu gw mulai memasuki dunia mig33. Pertama kali masuk, gue sama sekali gak paham pengaturan aplikasi-aplikasinya. Maklum baru awal.
***
            
 Di dunia chatting itu gue mulai mengkutak katiknya. Mulai men’search room. Dimana memang aplikasi ini kita chatting sambil memasuki sebuah room. Pertama kalinya gue berfikir harus masuk room dimana, pikiran gue langsung membesit Jakarta Selatan Room. Gue mulai mencoba-coba untuk mencarinya. Tapi sebelum itu gue sudah memasuki room entah apa room nya. Gue kebingungan banyak sekali di bagian arah kanan chat menyala-nyala. Oh ternyata setelah gue teliti itu adalah orang yang Privat Chat sama gue.
  
            Semua itu orang-orang yang gak gue kanal sama sekali. So baru awal memang. Tapi gue terpaku pada pertanyaan terakhir yang chatting itu “Are You Sexy?” Ooohhh. Waww sungguh mengesankan menanyakannya. Wajah gue membelalak. Hati tak karuan. Rasanya jijik memang, tapi gue berusaha chattingan dan gue gak bisa maksain bales ketika ada ketikan yang gak-gak.
            Kembali lagi ke Jakarta Selatan. Akhirnya setelah mencari-cari akhirnya gue mulai memasuki room. Pertama kalinya gue masuk alias enter bahasa gaulnya. Banyak banget ketikan-ketikan yang gak jelas tiba-tiba. Lama-lama gue jenuh dengan ketikan yang gak jelas. Gue mencoba diam dan perhatiin ketikan demi ketikan. Ketikan itu akhirnya berhenti sejenak. Mulai disitu gue mencoba mengetik. Klik! Gue enter. Gue sempet di landa kebingungan saat gue mulai mengenternya. Ketikan gue gak mucul. Bahkan yang lain pun juga mengalami hal yang sama. Kira-kira setengah jam lamanya. Ketikan itu tak juga muncul. Kebingungan mulai mengelilingi di otak gue.
            Keesokan harinya di kampus, tiba di kelas. Mata gue mulai mencari-cari Dina. Ternyata Dina hari ini tidak masuk dikarenakan sakit. Alhasil masalah ini gue akan tangani sendiri. Gue harus bisa! Kegalauan dan kebetan gue memulai saat salah satu mata kuliah yang buat gue sangat lama. Selama belajar gue iseng. Mencari-cari handphone untuk nge’mig.
            Saat gue mulai memasuki dunia chatting mig33 gue mencoba lagi seperti kemaren di room Jakarta Selatan. Gue enter. Sebelumnya gue berharap semoga kali ini ketikannya ada. Saking anehnya memang. Di room banyak sekali user-user yang gue gak kenal. Gue mencoba berinteraksi dengan user-user Jakarta Selatan.
            “Askum….”
          Gue terdiam sesaat. Berharap saat itu saat-saat dimana gue baru memasukinya, ketika gue mulai salam semoga ada yang menjawabnya. Gue jengkel. Ternyata dari sekian banyaknya user-user hanya 1 yang menjawab. Itu pun sangat singkat. Mungkin yang lain jawab, tapi mengeyel kemana-mana.
            “Ws”
            “Wc”
            “Was”
  
            "Haaah ko begini sih jawabnya.” hati gue mulai sinis.
            Gue pun mulai menjawab balik pertanyaan-pertanyaan itu semua.
            “Thanks L
            Ada sebuah akun membalas ketikan gue “L:*”
            Dari yang awal sinis, aku pun tertawa terbahak-bahak karena melihat balasan yang memakai emoticon cium.
***
            Gak terasa gue sudah 2 bulan nge’mig. Disitu gue mulai akrab dengan user-user Jakarta Selatan. Dimana saat itu room mengadakan sebuah Kopdar. Gue gak mengerti apa itu kopdar. Gue mulai bertanya-tanya ke user lain. Ternyata kopdar itu singkatan dari kopi darat yaitu pertemuan. Gue pun tertarik ingin mengikutinya, tapi itu gak memungkinkan sekali buat gue karena jarak antara tempat gue tinggal dengan Jakarta Selatan itu lumayan jauh. Butuh waktu hampir 2 jam perjalanan. Gue gak bisa!
            Di Jakarta Selatan gue sangat akrab dengan user-usernya. Gue pun sangat menyukainya. Terkadang chatting itu membuat pengaruh diri kita. Yang semulanya suka bisa menjadi hobi, dari hobi disitu bisa yang berakibat fatal. Kadang saat gue nge;mig di rumah dengan memakai handphone. Gue mulai asik, malas untuk mengerjakan pekerjaan lain yang jauh lebih penting. Tertawa sendiri gak jelas. Banyak kejadian-kejadian seru.
            “Ichaa… Ichaa….” suara ibu memanggil-manggil.
            “Ichaaaaa…”
            “Iya mah….”
            “Makan, udah di siapin di meja makan.”
            “Iya maah tenang aja. Icha pasti makan.”
            Mamah masih tetap memanggil dari dapur, gue masih asik nge’mig di ruang tv. Masih menghiraukan perkataan mamah. Saat sedang asik tertawa geli. Mamah menghampiri di depan ku. Berdiam sambil menopang tangannya di pinggangnya.
            “Hmmm….”
            “Haah mamah??? Ko ada disini? Gak bilang-bilang sih.”
            “Ya ampun tadi mamah manggil-manggil kamu. Sudah makan belum?”
            “Ohh iyaa eheee… Belum mah.”


 
“Hhhh… Kamu ini gimana sih, daritadi belum makan. Hp terus sih yang dipegang. Sambil ketawa-ketawa. Apaan sih emang coba mamah liat sini.” tiba-tiba mamah merampasnya dari tangan gue.
            “Iiiih apaan sih mah, bukan apa-apa ko. Ini cumaa….”
     Belum meneruskan tetapi mamah sudah memotong pembicaraan.
“Cuma chatting’an sama orang yang gak jelas gitu kan?”
“Iiiih mamah gitu banget sih.. Sini handphone Icha mah…” gue yang memelas.
“Makan dulu sana ah, baru mamah kembaliin handphone nya.”
“Yah mamah gitu banget deh..”
Gue akhirnya menuju ke ruang meja makan. Di meja makan banyak sekali masakan yang mamah masak. Gue hanya perhatiin satu persatu masakannya. Mamah datang di belakangku. Menepuk pundaku.
“Makan atuh Icha, jangan dilihatin aja. Nanti giliran mamah masak yang biasa-biasa aja lauknya, kamu komen deh bisanya. Giliran mamah lagi masak yang enak dibiarin gitu aja. Cuma dilihatin. Gimana sih kamu Cha.”
“Iya mah…”
“Nah gitu dong. Oh iya Okta sama Restu kemana?”
“Kurang tahu Icha..” gue menggeleng-gelengkan kepala.
“Loh masa sama adik kamu gak tahu ada dimana sih. Cariin tuh. Bisanya mainin handphone terus sih adiknya gak di urusin gitu.”
“Iya ini mah nanti abis makan. Icha cariin mereka. Paling mereka ada di belakang rumah sedang main-main.”
***
Gue pun selesai makan akhirnya mencari Okta dan Restu di belakang rumah. Tiba di belakang rumah, ternyata mereka tidak ada. Hanya ada teman-teman Restu yang sedang bermain layang-layang. Gue menanyakannya pada mereka. Khawatir mulai memuncak. Setelah ucap mereka bahwa Okta dan Restu bermain di dekat jalan raya. Kekhawatiran ini semakin menjadi-jadi menghantui. Gue takut mereka di culik atau sebagainya, karena di dekat jalan besar itu ada sebuah kali yang sangat dalam. Mudah-mudahan tidak kenapa-kenapa. Akhirnya gue bergegas ke depan jalan raya. Ternyata benar mereka sedang bermain layang-layang. Okta menemaninya saat itu. Langsung gue menghampirinya.
“Ya ampun, kakak cariin kalian berdua ternyata ada disini. Pulang-pulang udah selesai. Teman-teman Restu yang lain sudah pulang!” Gue mecoba merayu dan membohongi Restu.


Restu akhirnya mau, dengan Okta yang ikut juga. Restu adik gue yang paling kecil, dia satu-satunya anak lelaki dan terakhir pula. Adik gue yang paling tua yaitu bernamaVita. Gue membawa mereka pulang. Ketika itu mamah mucul dari belakang pintu.
     “Nah abis darimana ini kalian mainnya. Jauh-jauh banget.”
“Iya nih. Icha nemuin mereka di depan mah.”
“Ya ampun, nanti di culik deh. Jangan jauh-jauh mainnya!”
Tiba-tiba gue mengalihkan pembicaraan
“Mah handphone Icha kemana? Sini dong mah, mau Icha pake sms.”
“Cuma sms nih pake handphone mamah aja.” mamah menyodorkan handphone miliknya.
“Loh… Ohh gak kok Icha mau sekalian pake buat telfon, kan nomernya ada di Icha mah.”
“Iya iya nih… Hmm gak sabaran banget.”
Saat itu juga malam harinya setelah mengerjakan tugas kuliah, gue mulai beraksi lagi. Mengambil handphone mulai berchatting ria di mig33. Mulai mengunjungi Jakarta Selatan Room. Saat gue enter sedang rami-ramainya, banyak juga user-user baru yang gue kurang kenal nick nya. Tak terasa ada user enter baru perempuan bernama Ayumi, kami saling berkenalan. Akhirnya berawal dari perkenalan tersebut, kami pun saling akrab. Saling curhat satu sama lain, bahkan ia sudah gue anggap sebagai kakak gue sendiri. Kedeketan kami berujung sampai akhirnya ia ingin mengenalkan cowok kepada gue. Mungkin karena ia tahu saat itu gue sedang retak-retaknya hubungan dengan mantan gue sekarang bernama Capricorn. Gue pun memahaminya dan menerima perkenalan. Ia menyuruh gue untuk memasuki room yang gak pernah gue kunjungi sebelumnya Jakarta-gaull Room. Seperti biasanya pertama kali gue enter gue hanya bisa diam diri. Tak mengetik apapun, tanpa ada yang nanya terlebih dahulu. Tapi disitu sudah ada Ayumi. Dan kira-kira gue diam selama kurang lebih 10 menit, ada user yang begitu caper, gue pun sengaja meladeninya.
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam…” jawab beberapa user di room.
Gue diam diri sesudahnya. Tak lebih ketika 10 menit tiba-tiba user bernama lelakibiasa mengetik, menanya ini itu terhdap gue.
“Hai anak mana nih..”
“Hmm anak siapa ya..”
“Di tanya nya yee… Kamu anak mana nih :”>?”
“Ran.. Kenalin itu ade gue.” ujar Ayumi.


 
“:”> :-D”
“:-O”
“Gue anak emak lah…” gue dengan gaya sok jutek.
“Iya tau anak emak, tapi daerahnya daerah mana?”
“Jauh”
“Hmm.. Singkat bener jawabnya.”
“:-D haha”
“Nick kamu hampir sama kaya mantan aku.”
“Mantan? Mantan lo gitu? Apanya yang sama?”
“Itu kamu kan may-audiva.s7 sedangkan mantan aku may_vha.”
“Waah.. Nyama-nyamain aja sih sama gue.”
“Wah mana aku tau… Hehehe.”
Gue berpikir kebingungan saat itu, gue melihat nick dia berwarna kuning. Hati gue bertanya-tanya “Ko bisa kuning gitu yah, di gue ko warna hijau sih.” akhirnya tanpa basa-basi gue menanyakannya, tapi lewat sebuah privat chat. Tanpa gue harus privat chat dahulu dia sudah mengechatnya duluan.
“Hai….”
“Iyaaa..”
“:”>”
“Ada apa yah?” gue pura-pura bertanya.
“Gak ada apa-apa, aku cuma pengen kenala aja sama kamu.”
“Oooh…”
“Nama kamu siapa sih? Terus tinggal kamu dimana?”
“Mau tau banget yaaah.. Hahaha :-D”
K
K :-p hehe nama gue Icha tinggal gue di bekasi.”
“Oh.. Kalau nama gue Randi. Tinggalnya di Cibubur PKP.”
“Gak nanya perasaan deh K.”


“Hahaha..”
“Pede banget lo! Oh iya gue mau tanya dong, kalau di room ko nick lo bisa warna kuning gitu sih, ko bisa? Caranya gimana?” gue dengan gaya keponya.
“Oh ini mah ya karena gue Admin nya di room ini jadi warna kuning.”
“Oh berarti yang kuning itu Admin semuanya dong?”
“Oh gak juga. Admin hanya satu. Kalau ada yang kuning selain aku di room ini, itu namanya moderator. Moderator itu orang yang membantu Admin.”
“Oh gitu ya, oke deh.”
“Iya sama-sama :”>”
***
Pernah dia memergoki status hubungan gue di facebook. Gue hanya melongok membaca ketikan itu di room.
“Dari berpacaran menjadi rumit, dari rumit menjadi lajang. Dan status itu di gantinya di hari saat itu juga hahaha.” ujar lelakibiasa.
“Kok tau sih? Emang lo punya facebook gue? Sejak kapan gue ngasih ke lo nya? Perasaan gak deh… Wah darimana tuh.”
“Ada deh…. hahaha.”
Dia begitu menjengkelkan. Karena dia mengetik dan menanyakan hal itu di room, karena di room sedang ramai-ramainya. Gue sangat malu. Oh yasudahlah nasi sudah menjadi bubur tidak bisa dikembalikan seperti semula. Gue pun sengaja hiraukannya.
Tak terasa akhirnya lama kelamaan hubungan kami semakin dekat yang berawal dari hanya sebatas perkenalan biasa, dan saling cerita masalah pribadinya. Bahkan Ayumi pernah curhat kepada gue tentang lelakibiasa anaknya seperti apa dari masalah kepribadian, sifat dan kelakuannya dalam sehari-hari.
“De.. Tau gak sih kamu, Randi itu selalu menanyakan hal tentang kamu sama kakak.”
“Hah serius ka? yang bener?” gue tersentak kaget.
“Iya de. Katanya dia pengen banget ketemu sama kamu tuh!”
“Wah ketemuan ya ka? Aduh gimana yah, aku soalnya jauh. Bilangin aja deh sama dia nya InsyaAllah.”
“Oh oke deh kalau dia online ya de :D. Sepertinya dia suka tuh sama kamu.”
“Aaah kaka bisa aja deh.” gue dengan malu-malu.


“Serius lah de.”
“Dia orangnya seperti apa sih ka?”
“Menurut kakak yang udah mengenal dia lama. Dia anaknya agak pemalu kalau di depan cewek. Rajin shalat de.”
“Subhanallah… J
“Kamu sudah gak sama audis kan de?”
“Gak ka. Kenapa?”
“Kakak mau kenlain lebih deket kamu dengan Randi!!”
“:-O hah!!”
***
Setelah mempunyai keputusan akhirnya gue dan lelakibiasa mempunyai niat untuk ketemu. Tetapi selalu gagal. Karena waktunya selalu tidak memungkinkan. Akhirnya lama-kelamaan, waktu pun sudah berjalan hampir 1 bulan lebih gue mengenalnya. Akhirnya bisa juga untuk bertemu, yaitu di hari senin saat gue pulang kuliah cepat dikarenakan ada salah satu dosen yang gak masuk. Dan kita pun saling berjanjian. Gue memintanya berjanjian dekat Fly Over. Gue tidak hanya sendiri bahkan gue minta sama temen kelas gue untuk menemani gue ketemu dengan lelakibiasa.
Kira-kira 7 menit menunggu lelakibiasa. Gue dan temen gue yang menemani saat itu terbawa dengan obrolan ngalor ngidul. Tak terasa disela-sela kami mengobrol dari belakang terdengar bunyi tlakson motor yang menelaksoni kami. Gue pun menengoknya. Ternyata dia lelakibiasa!. Gue terkejut. Terkejut senang. akhirnya kami bisa bertemu dari sekian lamanya.
Pertemuan kami berawal dari gue mulai memintanya untuk menonton bioskop di salah satu mall di Jakarta. Dia menerimanya. Sesampainya di mall, kami langsung memesan tiket. Jadwal film bioskop mulainya sekitar setengah jam. Kami berniat untuk mengobrol. Bercerita masalah masing-masing cinta kami dahulu.
Sesudah bertemu dengan pertemuan awal, gue kembali pulang, hati gue tiba-tiba terasa berbeda. Ketika dia mengantarkan dan menemani gue pulang untuk menunggu bus. Ketika busnya sudah tiba. Tiba-tiba hati terasa ada yang berbeda saat gue berpamitan kepadanya. Hati ini lebih hampa dan mengubahnya menjadi sebuah rindu.



Sekian



Tidak ada komentar: