Jumat, 24 Februari 2012

Puisi Akrostik

Yeay hari ini saatnya kita belajar menulis ayo menulis !!! Keterampilan Menulis Sastra ya itu nama salah satu mata kuliah jurusan gue yaitu Bahasa Indonesia. "Menulis" kata-kata itu langsung terngiang-ngiang dikepala gue. Ini yang gue tunggu-tunggu, karena memang kesukan gue menulis menulis dan menulis, dan banyak yang bilang katanya nih tulisan gue itu bagus dan patut dikasih hadiah. Hahaha Loh? #lol. Balik ke menulis, ya ketika pelajaran ini di mulai gue udah seneng banget tapi pas tiba-tiba masuk di balik pintu ... ow ow ternyata yang ngajar asdosnya yaitu si pulple orange hihihi soalnya kenapa di bilang seperti itu, mau tau gak ceritanya. Hmmm gak usah yah mungkin gak cukup cerita disini sekalian aja deh curhat mungkin bisa sampai bertahun-tahun gue ceritanya. Loh gak mungkin kali yaah hehehe...
Saat gue sedang seneng-seneng nya tiba-tiba awal mulai mata kuliah ini yeay kita membahas tentang "Puisi". OMG gue itu bukan tipe romantis tauk. Udah perkenalan pake puisi segala huuft. Hmm yasudahlah mau gimana ini udah tuntutan kuliah. Yo semangat !!!
Yang di bahas saat itu adalah tentang "Puisi Akrostik" ada yang tau puisi Akrostik itu apa? Yuk kita cari tau ...

Puisi akrostik sendiri adalah puisi yang dibentuk dari huruf2 yang tercantum pada judul puisinya. Huruf2 tersebut bisa saja terletak di awal bait2 puisi ataupun menjadi huruf di akhir bait2 puisi tersebut. (tepat gak y?! Hm.. kesimpulan sendiri c :p) Okelah.. Mungkin biar lebih jelas, ini contoh puisi akrostik buatan asdos gue yang dibacain salah satu dari temen gue cowok bernama afrinal. Check this out! ;)

 "Sebuah Rahasia"

Antara langit dan bumi
Kuurai jari waktu
Untuk menggenapkan rindu

Mungkin bukan sebatas rasa
Engkau hadir dalam setiap jejakku
Namun, tak satupun aku raba
Cinta yang hadir dalam dadamu
Inginku kau tahu
Namun, ya kau tetap seperti itu
Tanpa melihat mata
Atau bahkan wajahku
Ingin kau tahu rahasia langkahku
Mungkin bukan kali ini
Untuk mu puisi ini

Hmm gimana puisinya? Bagus dan romantis kan? Secara asdos gue itu jago dalam menulis cerpen, puisi dan pernah melombai terus dapet juara. Naaah gimana pendapat kalian sekarang? Mau jadi sastrawan? Ayo dari sekarang mulailah berusaha jangan menyerah guys :)

1 komentar:

Ahmad Muhajir mengatakan...

“kau nak, paling sedikit kau harus bisa berteriak. tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun?, karena kau menulis, suaramu tak kan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.” (Pramoedya Ananta Toer)